Oleh: Bukhari Ibrahim
Islam sangat menghormati wanita. Baik sebagai seorang ibu, seorang istri, atau pun seorang anak. Bahkan juga sebagai seorang kawan dan anggota masyarakat pada umumnya.
Perintah untuk menghormati para wanita tersebar di mana-mana. Di dalam Al-Qur’an dalam bentuk firman Allah, dalam hadits Rasulullah saw, atau pun di berbagai perilaku yang dicontohkan oleh para sahabat nabi. Islam adalah agama yang sangat menghormati wanita.
Suatu ketika, seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah: wahai rasul, siapakah orang yang harus saya hormati di dunia Maka Rasulullah menjawab: Ibumu. Setelah itu siapa lagi ya Rasul? Rasulullah menjawab lagi: ibumu. Setelah itu siapa? Dijawab lagi: ibumu. Dan setelah itu siapa? Barulah Rasulullah menjawab: bapakmu.
Hadits ini sungguh luar biasa. Di tengah-tengah perlakuan biadab masyarakat lelaki terhadap perempuan di zaman jahiliah, Rasulullah justru memberikan jawaban di atas. Bahwa orang yang harus paling kita muliakan dan kita hormati adalah seorang wanita: ibu kita.
Firman Allah: Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. QS. Al Israa’ (17): 23
Bukan hanya kepada ibu, Islam juga memberikan contoh kepada kita agar memperlakukan anak-anak perempuan kita dengan baik dan penuh kasih sayang. Jangan seperti jaman Jahiliyah dimana seorang ayah tega mengubur anak perempuannya hidup-hidup.
Rasulullah saw adalah contoh konkret bagaimana seorang ayah bersikap kepada anak perempuannya. Suatu ketika, Fatimah datang ke rumah nabi. Ketika itu Fatimah sudah berkeluarga dengan Ali bin Abi Thalib. Waktu itu, Rasul saw sedang berbincang-bincang dengan para sahabat di rumah beliau. Mendengar anaknya datang, Rasulullah minta ijin kepada para tamunya untuk menyongsong puterinya ke luar pintu. Betapa menghargai dan sayangnya kepada puterinya.
Jadi, kita harus proporsional dalam memahami persoalan gender ini. Jangan terlalu berlebihan untuk menyamakan wanita dengan lelaki. Tetapi juga jangan berlebihan merendahkan martabatnya. Masing-masing punya kelebihan dan kekurangannya, sesuai dengan fitrah yang mengiringinya. Bergantung di mana mereka berkiprah dalam kehidupannya.
Bagus sekali artikel nya mas… wah bisa buat tambahan ilmu buat saya… sekalian cari materi buat isi ceramah taraweh… hahaha…. fotonya bagus sekali…
sukses…
SukaSuka